Tips Public Speaking: Sisipkan Humor dalam Pidatomu

Public Speaking tidak jarang menimbulkan banyak ketakutan bagi sebagian besar orang. Namun, mengetahui bahwa Anda memiliki pidato yang hebat dan lucu dapat membantu Anda mengurangi rasa cemas yang sering menghantui. Humor dapat menarik perhatian audiens dan dapat membantu audiens mengingat materi Anda dengan lebih baik.

Mengembangkan Anekdot Lucu

Mungkin Anda menghindari menggunakan humor karena takut menjadi garing dan justru merusak kepercayaan diri Anda. Hal ini bisa Anda siasati dengan memberikan pengalaman pribadi yang Anda anggap benar-benar lucu. Atau, Anda juga bisa mencoba mengingat percakapan lucu yang Anda miliki, dan gabungkan ke dalam pidato Anda. 

Jika memungkinkan, carilah humor yang berasal dari orang-orang yang berinteraksi dengan Anda. Anda tidak perlu khawatir tentang audiens yang mungkin sudah pernah mendengarnya sebelumnya. Carilah humor atau drama dalam kehidupan sehari-hari Anda. Jika Anda memiliki anak kecil, dengarkan hal-hal lucu yang mereka katakan yang mungkin menarik bagi audiens juga.

Humor Mempertajam Penyampaian Pesan

Sebelum menggunakan humor dalam pidato Anda, berlatihlah dengan sekelompok kecil orang. Coba ceritakan ke teman Anda sebelum membawakannya dalam materi public speaking Anda, dan lihat reaksi mereka. Jika mereka tertawa, maka kemungkinan besar humor tersebut dapat berhasil saat digunakan sebagai bagian dari materi. 

Jangan khawatir, memang dibutuhkan latihan untuk merasa nyaman untuk menyampaikan humor. Berikan gambaran cerita/konteks yang detil ketika Anda ingin menceritakan humor agar audiens bisa memiliki gambaran yang utuh dan jelas atas cerita lucu yang Anda sedang ceritakan. 

Sampaikan humor Anda layaknya Anda sedang bercerita santai dengan teman Anda. Gunakann aturan “rule of threes”, yang mengatakan bahwa jika Anda belum menyampaikan bagian lucu dalam baris ketiga, artinya cerita Anda kepanjangan. 

Berpotensi Gagal

Jangan pratinjau humor Anda dengan mengatakan, “Saya ada cerita lucu.” Biarkan penonton memutuskan sendiri apakah cerita Anda lucu atau tidak. Dengan mengatakan hal tersebut di awal, Anda secara tidak langsung membangun ekspektasi di benak audiens. Terlihatlah menyenangkan dan tersenyum ketika Anda menyampaikan humor Anda. Tetapi, jika tidak ada yang tersenyum atau tertawa, maka teruslah lanjut seolah-olah Anda emang bermaksud serius. Ingatlah bahwa Anda bukan pelawak; Anda adalah pembicara serius yang berusaha membantu penonton mengingat dan memperhatikan dengan menggunakan humor sebagai alat.

Pastikan humor berhubungan dengan poin yang Anda buat. Jangan menggunakan humor di mana satu-satunya tujuan adalah membuat penonton tertawa; itu harus dikaitkan dengan beberapa aspek dari pidato Anda. Jika tidak, audiens mungkin menyukai humor tetapi bertanya-tanya inti dari penyampaian Anda.

Di atas segalanya, pastikan humor yang Anda pilih lucu bagi Anda. Jika Anda tidak tertawa atau tersenyum pada lelucon, pelesetan atau humor yang Anda ceritakan, jangan harap audiens akann tertawa. 


Hiskia Majesty Pandin

Advo Indonesia public relations agency consultant Jakarta Indonesia


Recommendation
Comment