Menyiapkan Antisipasi Hoax Dalam Ranah Public Relations

Krisis PR atau dikenal juga dengan manajemen krisis public relations merupakan hal yang senantiasa di persiapkan oleh perusahaan maupun instansi untuk bisa memberikan kejelasan penyimpangan informasi hingga kebohongan suatu berita atau hoax. Krisis PR dibutuhkan sebagai upaya preventif untuk membendung krisis kepercayaan publik menyerang suatu brand maupun institusi tertentu. 

Beberapa waktu lalu, terdapat contoh baik dari studi kasus penanganan Krisis PR. Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dikabarkan terkena stroke dan segera dilarikan dengan pesawat ke Singapura untuk menjalani perawatan. Kabar hoax ini disertai foto-foto yang meyakinkan. Hanya dalam waktu kurang dari 12 jam, pesan berantai whatsapp dan keramaian sosmed ini menjadi besar,  beberapa media online mulai ikut mengabarkan, ditambah beberapa narasumber dan tokoh terpercaya ikut menyebarkan. 

Untunglah tim staf khusus wapres bergerak cepat. Segera kabar itu dibantah resmi, juga dengan saluran yang sama, whatssapp, lengkap dengan foto-foto terkini kegiatan beliau yang segar bugar. Kabar tidak jadi membesar dan lantas terkubur. Tidak sampai mempengaruhi pergerakan IHSG dan kepercayaan publik terjaga. Tim Wapres memang memiliki standar operasi dan sudah terlatih menghadapi berbagai kondisi media krisis.

Berikut ini adalah 3 hal yang dapat dilakukan, dan musti dilakukan sebelum krisis menyebar dan memengaruhi kepercayaan public.


Pertama, ABC Manajemen Komunikasi

A) Assemble A Team. Bentuk tim khusus yang berdedikasi dan dapat langsung bertindak saat krisis melanda.

B) Build a Plan. Mulailah membuat rencana, identifikasi apa saja potensi yang dapat menyerang suatu organisasi, apa saja isu yang harus diperhatikan, apa perkembangan yang harus dipantau.

C) Create a Toolkit. Buat standar panduan, yang harus dilakukan orang-orang saat krisis datang.


Setelah ketiganya ada, lakukanlah latihan simulasi berkala. Perusahaan kerap melakukan latihan simulasi penanganan suatu krisis PR setahun sekali atas suatu skenario, untuk mempersiapkan tim mereka. Jika mau lebih mudah, kontak saja Agensi PR untuk mengurus semuanya, sehingga team lebih fokus untuk berlatih.

Kedua, Siapkan Juru Bicara Terbaik

Selain media training, latihan simulasi  secara berkala dan kesiapan standby statement sangat penting. Jika juru bicara adalah Ekspatriat, mereka harus paham  konteks media di Indonesia yang kerap berbeda dengan situasi di negara lain. Kesalahan pemahaman atas media lokal seperti ini kadang memperbesar krisis. Penting sekali mempersiapkan top eksekutif asing di perusahaan untuk berbicara dengan media di Indonesia. 

Ketiga, Lakukan Terus Monitoring

Teruslah secara rutin memantau setiap hari pergerakan isu di media massa dan media sosial. Beberapa perusahaan yang pernah menghadapi krisis dan industri yang rentan serangan seperti sektor sumber daya alam, memantau semua pemberitaan. Jangan menyepelekan kegiatan ini.


Devi Nugraha

Advo Indonesia public relations agency consultant Jakarta Indonesia

Recommendation
Comment