Memadukan PR dan Social Media: Kunci Meraih Sukses

Ketika berpikir tentang media sosial, hal yang biasa terlintas adalah Facebook, Instagram, Twitter, YouTube, dsb - tetapi apakah Anda juga berpikir mengenai public relations (PR)? Menambahkan strategi PR seperti media release dan studi kasus ke relationship langsung melalui media sosial dapat menghasilkan hasil yang luar biasa. Hubungan masyarakat menciptakan komunikasi dua arah antara organisasi dan audiensinya, atau seseorang dan orang-orang yang ingin mereka pengaruhi. 

Tebak apa peran media sosial? Persis hal yang sama! Ketika Anda menggabungkan media sosial dengan PR, maka yang terjadi akan melambungkan profil, reputasi, dan kredibilitas Anda secara eksponensial. Mengapa peran media sosial sangat kuat? Dengan PR, representasi media dari sebuah cerita dapat secara signifikan berdampak pada opini publik tentang organisasi, produk atau bahkan seseorang. Editorial memiliki faktor kredibilitas karena didukung oleh jurnalis atau yang disebut sebagai pihak ketiga. Namun, selalu ada risiko bahwa Anda tidak dapat mengendalikan apa yang ditulis jurnalis sehingga Anda mempertimbangkan untuk langsung ke sumber - melalui media sosial. Dengan media sosial, Anda mengembangkan hubungan yang kredibel dengan jumlah orang yang banyak secara langsung - seringkali mereka merasa bahwa hubungan ini adalah satu lawan satu. 

Menggunakan platform seperti Twitter, Facebook, dan LinkedIn, Anda memotong pihak ketiga dan menawarkan pesan Anda secara langsung. Sehingga ini adalah jalur komunikasi yang lebih cepat dan lebih langsung ke target audiens yang telah memilih untuk terlibat dengan merek Anda di media sosial.

Anda benar-benar dapat menjadi sumber berita langsung tentang perusahaan atau merek Anda, dengan menulis blog dan memposting artikel atau media release di situs web Anda. Ini dapat membantu meningkatkan profil, meningkatkan kredibilitas Anda sebagai ahli di bidang PR dan semua konten baru yang relevan yang diposkan secara online tentu saja tidak merugikan strategi SEO Anda.

Memantau krisis di media sosial

Karena kelebihannya yang cepat menyebar luas, salah langkah dalam pemberitaan di media sosial dapat menjadi bencana bagi PR. Sebab itu, Anda harus memiliki radar media. Dengan begitu, Anda bisa berada dalam percakapan untuk mengelola situasi krisis. Sama seperti manajemen krisis dalam peran hubungan masyarakat tradisional, media sosial juga dapat menyebabkan beberapa 'pers' negatif. Ketakutan akan apa yang orang katakan tentang Anda di ruang publik bukanlah alasan untuk menghindari penggunaan media sosial. Pada kenyataannya, orang akan mengatakan apa pun yang mereka inginkan tentang perusahaan Anda, perbedaannya adalah apakah Anda sudah menjadi bagian dari percakapan dengan mereka. Ini memberi Anda kesempatan untuk mencegat dan menangani lebih dini sebelum percakapan tidak bisa dibendung lagi.

Di mana Anda mulai dengan PR dan media sosial? 

Anda mulai dengan cerita. Setiap orang punya cerita. Jadi pikirkan cerita yang menarik, atau rekam jejak bisnis Anda. Anda dapat menggunakan cerita yang sama di PR dan media sosial. Untuk cerita spesifik, Anda bisa memanfaatkan media release. Sedangkan dengan media sosial, Anda dapat menulis posting blog. Itu berarti Anda menjangkau audiens yang berbeda dengan cerita yang sama. Salah satu teknik untuk mengembangkan ide cerita adalah mencatat pertanyaan yang biasanya ditanyakan oleh pelanggan dan menggunakan ide-ide ini untuk menulis artikel tren terkini. Artikel ini dapat diajukan ke jurnalis dan blogger. 

Selain itu, Anda dapat melakukan survei atau jajak pendapat tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan produk atau layanan Anda. Apakah Anda memiliki kisah pribadi yang inspiratif seperti bagaimana Anda memulai bisnis Anda? Jangan lupa untuk mengumumkan produk/layanan baru, kesepakatan kontrak baru, hingga pembukaan toko baru. Bercerita adalah upaya konstan. Bersikaplah strategis dan rencanakan cerita Anda dan media yang akan Anda gunakan untuk memberi tahu mereka.

Saluran media sosial 

Meskipun ada ratusan saluran media sosial, yang paling penting untuk dipertimbangkan adalah blog, Instagram, Twitter, Facebook, YouTube, dan LinkedIn. Pikirkan tentang bagaimana Anda dapat menempatkan cerita Anda di masing-masing saluran - tidak semua akan cocok untuk setiap cerita atau audiens. Hanya karena pesaing Anda menggunakan Twitter, tidak berarti Anda juga fokus di satu channel saja. Pikirkan baik-baik tentang audiens Anda, pesan, cerita, dan waktu yang tersedia untuk membuat mereka tetap up to date.

Advo Indonesia public relations agency consultant Jakarta Indonesia







Recommendation
Comment