Mengapa Press Release tidak Dimuat di Media
Kalau sudah begini, biasanya client atau bos Anda akan bertanya “Lho kok beritanya yang naik dikit banget sih?” atau “Kok kompetitor bisa dapat banyak sih?” atau “Kemarin brand A sebar rilis saja langsung dapat 20 pemuatan lho” atau “kamu dekat gak sih dengan editor nya?” atau “Database kamu udah update belom?” bla bla bla……Sederhana sih, tapi jika tiap press release yang disebar, hasilnya sedikit, Anda tinggal menunggu review dari client.
Nah, beberapa waktu lalu, Albert Tarigan, editor dari Metrotvnews.com, mem-posting beberapa alasan mengapa press release yang disebar oleh pelaku public relations tidak dimuat oleh mereka. Beberapa di antaranya adalah di bawah ini
1. Terlalu komersial, kalaupun dirombak total tetap terlalu komersial, sementara News Value bagi pembaca kami rendah.
2. Tidak ada rubrik yang relevan
3. Sudah out of date
4. Tidak sesuai dengan segmen media kami secara keseluruhan
5. Informasinya kurang lengkap
6. “Ketelisut” di keranjang e-mail yang penuh dengan Press Release dari lembaga lain
7. Informasinya memang tak menarik
8. Kami lupa, kapan terakhir kali Anda kontak sekadar mengucapkan, “Hi, Apa kabar”
Poin 8 bisa menggugurkan semua poin 1-7. Karena dari situlah, kita bisa berdiskusi, informasi apa yang harus ditambahkan agar Press Release Anda bisa dimuat ?
Kaum profesional sekaligus yang enggak kenal wartawan yang dia hubungi biasanya bertanya, “Beberapa hari lalu, kami mengirim release ke e-mail mas/mba….apakah sudah diterima?. Kalau ada pertanyaan, bisa diajukan ke saya?
Yang senior biasanya langsung pada pokoknya: “Press release yang A,B,C, layak enggak dimuat mas/mbak?” saat dijawab enggak, mereka biasanya mengajukan beberapa opsi yang memungkinkan.
Nah, dari sisi pelaku public relations, biasanya kami akan akan melakukan 3B, berpikir, berdiskusi dan bertindak, jika akhirnya setiap press release yang disebar tidak pernah sukses. Mungkin media A lebih suka menaikkan berita yang sedang “hits” saja dan bisa mendongkrak trafik web mereka. Jadi ya sudah lah, press release yang berbau sangat enterprise, “terlalu berat materinya”, akan bernasib di-“kandang”-kan dalam e-mail saja
Atau jika Anda mau sedikit melakukan effort, Anda harus menyediakan waktu khusus untuk bertemu langsung dengan editor agar press release bisa dimuat. Biasanya jika sudah tahap “pendekatan” ini, senior consultant atau manager akan turung langsung ke lapangan dan mengajak editor untuk sekadar having coffee atau lunch bareng.
image source: https://goodmenproject.com